Adrianus Venda Pratama Putra

I am a data-driven, detailed, and knowledgeable Anthropology postgraduate academia with research and problem solving skills. Experienced writing engaging and SEO-friendly content, book editing, journal writing, proofreading, and translation works. I am able to work on a team, multitasking, and working in a tight deadline while maintaining the quality of my works.

Kekacauan di Tengah Harapan: Melihat Daerah Frontier di Asia Tenggara – Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gadjah Mada

“Sebagai kawasan dengan teritori yang luas, relasi antar daerah pinggiran dan pusat kekuasaan di ASEAN sering diwarnai dengan berbagai stereotip negatif akibat adanya perbedayaan kebudayaan. Herannya di tengah stereotip negatif yang berkembang, daerah terluar atau sering disebut sebagai frontier masih terus menerus dibangun tanpa henti demi berbagai harapan di masa depan yang sayangnya kerap menimbulkan permasalahan sosial dan lingkungan” Istilah frontier di jagad ilmu sosial awalnya digunakan

Bermedia Sosial Timbulkan Rasa Iri, Begini Penjelasannya | kagama.co | Majalah Kagama Online

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Media sosial (Medsos) merupakan dunia tanpa batas. Di sana, para penggunanya bisa berinteraksi dengan siapa saja dan berhak menjadi siapa saja. Dalam jagad medsos, para pengguna bisa saja melupakan etika dan proses pergaulan seperti yang wajib dilakukan di dunia nyata. Akan tetapi, bukan berarti kebebasan yang didapatkan tidak memberikan dampak apa pun. Sebaliknya, menurut Rani Armalita dan Avin Fadila, kebebasan di media sosial justru mendatangkan dampak yang besar bag

Mbak Jajan, Penjaga Dapur Aktivis Bulaksumur | kagama.co | Majalah Kagama Online

BULAKSUMUR, KAGAMA.CO—Bagi para aktivis mahasiswa yang berkantor di komplek perumahan dosen di Jl. Kembang Merak, Bulaksumur nomor B21, tentunya sudah tidak asing dengan nama Mbak Jajan. Mereka yang tergabung dalam UKM BPPM Balairung dan Bulaksumur Pos tak perlu bingung di kala lapar. Senyum ramah Mbak Jajan selalu menyambut mereka yang menghampiri lapak seluas 2×1 meter di halaman rumah itu. Tidak banyak orang yang mengetahui nama asli Mbak Jajan. Ia lebih suka mendengar cerita dari para maha

Tips Memelihara Hewan di Kos-kosan Agar Tetap Nyaman | kagama.co | Majalah Kagama Online

KAGAMA.CO,BULAKSUMUR- Memelihara hewan sudah menjadi hobi bagi sebagian orang. Tak peduli tua atau muda. Hewan peliharaan boleh jadi dianggap sebagai teman di saat manusia kesepian. Kebiasaan ini rupanya juga dilakukan oleh mahasiswa UGM. Akan tetapi, tentu memelihara hewan mendatangkan konsekuensi tersendiri. Apalagi bagi seorang mahasiswa yang tinggal di kos-kosan atau kontrakan. Sebagai warga kos atau kontrakan, perlu disadari bahwa anda hidup bersama penghuni yang lain. Berikut beberapa t

[SEA Movie 2017] Borderless on Screen – Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gadjah Mada

Center for Southeast Asian Social Studies Universitas Gadjah Mada successfully held SEA Movie 2017 program titled Borderless On Screen on 8-9 August 2017 in the audio room of Institut Français Indonesia (IFI-LIP), Yogyakarta. The event lasted from 09:00 to 16:00 pm which began with a welcome from Ade Nuriadin, M.A as the program manager of SEA Movie. Furthermore, the program was officially opened by Director of CESASS, Dr.phil. Hermin Indah Wahyuni who hoped that the short films played in the SE

Dua Versi Asal-Usul Penamaan Bonbin, Kantin Legendaris di UGM | kagama.co | Majalah Kagama Online

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR—Kantin Bonbin merupakan salah satu kantin yang didirikan oleh Koesnadi Hardjosoemantri. Para pedagang kantin ini, awalnya merupakan para pedagang yang berjualan di sekitar Kampus UGM. Tepat di tahun 1988, Pak Koesnadi yang kala itu menjabat sebagai rektor merelokasi mereka ke sebuah tanah kosong di sisi uatara Fakultas Sastra (Kini FIB UGM) Pemindahan lokasi tak membuat para pedagang kekurangan pembeli. Secara berbondong-bondong, mahasiswa dan masyarakat umum masih kerap m

[SEA Chat #6] Knowing Southeast Asia and Its Dynamics – Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gadjah Mada

Center for Southeast Asian Social Studies (CESASS) UGM successfully held the SEA Chat program in CESASS Library (28/08). Interestingly, this event was especially attended by students and teachers of SMP Tumbuh, Yogyakarta. SMP Tumbuh is the first high school that is famous for carrying inclusivity in its learning process. The inclusive junior is intended to receive all kinds of diversity from religion, belief, ethnicity, economic background, to mental ability. The event that lasted from 13:00 t

Wisata Istana Ratu Boko, ‘Candi’ Sejuk di Pegunungan

Candi Istana Ratu Boko terletak sekitar 3 km ke arah selatan dari Candi Prambanan. Kawasan Ratu Boko terletak di atas sebuah bukit dengan ketinggian kurang lebih 195.97 m di atas permukaan laut. Situs Ratu Boko sebenarnya bukan sebuah candi, melainkan reruntuhan sebuah kerajaan. Oleh karena itu, Candi Ratu Boko sering disebut juga Kraton Ratu Boko atau Istana Ratu Boko Boko. Disebut Kraton Ratu Boko, karena menurut legenda situs tersebut merupakan istana Ratu Boko, ayah Lara Jonggrang. Diperkir

Romantisme Jogja: Angka Klitih Tinggi tapi Angka UMR Rendah

MOJOK.CO – Kalau UMR Jogja rendah, itu bukan ancaman sekalipun warganya bakal tak punya tanah di kampung halamannya sendiri. Tapi kalau klitih, nah itu jelas bahaya. Belum lama ini keributan soal rendahnya UMR Jogja mencuat lagi di lini massa Twitter. Seperti biasa, ada mas-mas ganteng dan berpendidikan tinggi yang menganggap orang Jogja itu nilai hidupnya tidak dilandaskan pada materi, makanya mereka tetap bahagia walau UMR-nya kecil. Saya kira mas-mas model begini belum pernah tiba dalam sua

Jaringan Kekuasaan dan Transformasi Hutan Siberut

Wacana adat yang mulai menguat selepas runtuhnya Orde Baru seringkali dikaitkan dengan sistem kekerabatan yang dimiliki oleh masyarakat lokal Siberut. Sayangnya, penulis lebih sering mengkaji konsep kekerabatan masyarakat setempat dalam konteks pewarisan atau perubahan konsep kepemilikan tanah akibat penetrasi kapitalisme global di Siberut. Dengan kata lain, mereka gagal menjabarkan tradisi oral sebagai penguat identitas kekerabatan masyarakat Siberut secara memadai. Padahal menurut Juniator Tul